Pusat-Pusat Pertanggungjawaban (Responsibility Centers)


Pusat pusat pertanggungjawaban muncul guna mewujudkan satu atau lebih maksud, yang disebut dengan cita-cita. Perusahaan secara keseluruhan memiliki cita-cita, dan manajemen senior menentukan sejumlah strategi untuk mencapai cita-cita tersebut. Fungsi dari berbagai pusat tanggung jawab dalam perusahaan adalah untuk mengimplementasikan strategi tersebut. Karena setiap organisasi merupakan sekumpulan pusat pusat pertanggungjawaban, maka jika setiap pusat pusat pertanggungjawaban telah memenuhi tujuannya, maka cita-cita organisasi tersebut juga telah tercapai. Sifat sifat dari pusat pusat pertanggungjawaban :
1.      Berguna untuk mewujudkan cita cita
2.      Mengimplementasikan strategi
3.      Menggunakan input dan menghasilkan suatu output
4.      Melaksanakan pekerjaan
Sementara kriteria pengukurannya adalah :
1.      Efisiensi, dan
2.      Efektifitas.

Berikut adalah skema contoh dari pusat-pusat pertanggungjawaban:
Pusat pertanggung jawaban


Gambar diatas menunjukan pusat pusat pertanggungjawaban menerima masukan, dalam bentuk bahan baku, tenaga kerja, dan jasa-jasa. Dengan menggunakan modal kerja kapital (seperti, persediaan, piutang), peralatan, dan aktiva lainnya, pusat pusat pertanggungjawaban melaksanakan fungsi-fungsi tertentu, dengan tujuan akhir untuk mengubah input menjadi output, baik yang berwujud (seperti, barang) atau tidak berwujud (seperti, jasa). Dalam sebuah pabrik, outputnya berbentuk barang. Dalam unit-unit staf, seperti sumber daya manusia, transportasi, teknik, pencatatan, dan administrasi, maka outputnya berbentuk jasa. Pendapatan adalah jumlah yang diperoleh dan proses penyediaan output.

Manajemen memastikan hubungan yang optimal antara input dan output. Hubungan tersebut bersifat timbal balik dan langsung, misalnya di departemen produksi input bahan baku yang menjadi bagian fisik dari barang jadi. Sehingga pengendalian fokus terhadap penggunaan input minimum yang dibutuhkan untuk memproduksi output yang diperlukan menurut spesifikasi dan standar mutu yang benar, tepat waktu, dan sesuai dengan jumlah yang diminta.

Disisi lain, pusat-pusat pertanggungjawaban adalah unit organisasi yang dikepalai oleh manejer yang bertanggung jawab atas setiap aktivitasnya tersebut. Biasanya, sebuah perusahaan merupakan kumpulan dari pusat pertanggungjawaban yang masing masing direpresentasikan dalam sebuah kotak dalam bagan organisasi. Dalam hirarki puast pusat tanggung jawab ini level terendah adalah pemusatan untuk bagian, shift kerja, dan unit organisasi kecil lainnya. Departemen atau unit bisnis yang terdiri dari beberapa unit yang lebih kecil ini lebih tinggi tingkatannya dalam hirarki. Dari sudut pandang menejemen senior dan jajaran direksi, seluruh perusahaan adalah pusat pusat tanggung jawab, meskipun istilah ini biasanya digunakan untuk merujuk pada setiap unit dalam perusahaan.
Sifat dari tanggung jawab terpusat
pusat pusat pertanggungjawaban ada untuk menyempurnakan satu atau lebih tujuan. Perusahaan secara keseluruhan memiliki tujuan, dan senior menejemen memutuskan untuk menerapkan strategi untuk mencapai tujuan tersebut. Objektif dari berbagai pusat pertanggungjawaban perusahaan adalah untuk membantu dalam mengimplementasikan strategi. Karena semua organisasi sama dengan pusat pusat pertanggungjawaban inu sendiri, jika setiap responsibiliy center bertemu dengan objekif, maka tujuan dari organisasi akan tercapai.
Pusat pusat pertanggungjawaban menerima input, dalam bentuk materi, tenaga kerja, dan jasa. Menggunakan modal perusahaan (seperti inventory, piutang), equipment, dan aset lainnya, pusat pusat pertanggungjawaban menunjukan fungsi tertentu, dengan tujuan akhir dari transformasi input menjadi output, baik berwujud ataupun tidak berwujud. Dalam produksi barang, outputnya adalah barang. Di unit staff, seperti sumber daya manusia, transportasi, engineering, akunting, dan administrasi merupakan output dari jasa.
Produk seperti barang dan jasa diproduksi oleh pusat pusat pertanggungjawaban yang dilengkapi kedalam pusat pusat pertanggungjawaban yang lain dimana mereka input atau ke pasar dimana mereka output organisasi secara keseluruhan. Pendapatan adalah jumlah yang diterima dari pemberian output ini.
Hubungan Antara Input dan Output
Menejemen bertanggung jawab dalam memastikan hubungan optimal antara input dan output. Dibeberapa kesempatan, hubungan digambarkan santai dan langsung, seperti dalam departemen produksi, input merupakan raw material yang berubah menjadi bagian fiisik barang jadi. Disini, kontrol memfokuskan pada penggunaan input minimum yang diperlukan untuk memproduksi output yang dibutuhkan menurut spesifikasi yang benar dan kualitas yang memenuhi standar, tepat waktu, dan dalam jumlah yang diinginkan.
Namun dalam banyak situasi, input tidak berhubungan langsung dengan output. Beban iklan merupakan input yang dimaksudkan untuk menambah pendapatan penjualan, tapi sejak pendapatan dipengaruhi oleh banyak faktor selain pengiklanan maka hubungan antara kenaikan pengiklanan dan faktor lain yang bertambah dalam pendapatan menjadi jarang.

Pengukuran Input dan Output
Banyak masukan bahwa penggunaan pusat pusat pertanggungjawaban dapat dinyatakan sebagai bentuk pengukuran fisik---jam kerja, liter minyak, rim kertas, dah kwh listrik. Dalam manajemen kontrol sistem jumlah kuantitatif tersebut diartikan kedalam istilah moneter; uang merupakan satuan umum yanag memungkunkan beberapa sumber berbeda untuk menggabungkan atau membandingkan nilai. Satuan moneter dari input biasanya dihitung dengan mengalikan kuantitas fisik dengan harga per unit ( misalkan jumlah jam kerja kali biaya per jamnya). Hasil jumlah moneter biasa disebut “biaya”; inilah cara pusat pusat pertanggungjawaban input biasanya menyatakaNnya “cost is a monetery measure of the amount of resources used by a pusat pusat pertanggungjawaban”.
Perlu dicatat bahwa input sumber daya yang digunakan pusat pusat pertanggungjawaban bukan semua manusia dalam kegiatan bisnis. contoh pasien di rumahsakit atau siswa/i di sekolah bukan termasuk kedalam input. melainkan input adalah sumber daya yang berada didalam rumah sakit maupun sekolah tersebut yang digunakan untuk menyelesaikan objektif yang tujuannya yaitu merawat pasien atau mengajarkan siSwa/i.
Lebih mudah untuk mengukur biaya dari input dari pada menghitung nilai output. Contoh pendapatan tahunan mungkin merupakan ukuran penting dari output organisasi yang berorientasi laba. Tetapi hal tersebut tidak memngungkapkan semua yang oranisasi lakukan tahun itu. Input seperti R&D activity, pelatihan sdm, dan promosi penjualan dan iklan mungkin tidak mempengaruhi output dari tahun mereka berlangsung. juga tidak mungkin untuk mengukur secara akurat nilai kerja yang dilakukan oleh departemen humas, menejemen quality control, atau staf hukum. Dalam organisasi yang tidak berorientasi laba mungkin tidak ada ukuran kuantitatif output apapun; kampus dapat dengan mydah mengukur jumlah sisawa yang lulus, tapi tidak dengan bagaimana ilmu yang mereka dapatkan. Banyak organisasi bahkan tidak mencoba untuk mengukur output dari pusat pusat pertanggungjawaban tersebut. Orang lain menggunakan pendekatan atau surrogate numbers, sementara yang lain mengakui keeterbatasan.
Efisiensi dan Keefektifitasan
Konsep dari input, output dan biaya (cost) dapat digunakan untuk menjelaskan arti dari efisiensi dan keefektifitasan, dimana ada dua kriteria dimana kinerja dari pusat pusat pertanggungjawaban dinilai. Istilah ini hampir sering digunakan sebagai pembanding walaupun tidak mutlak. Kita tidak biasasnya berkata bahaw biasanya pusat pusat pertanggungjawaban. 80 persen efisien; malahan kita dapat mengatakan bahwa lebih (atau kurang) efisien dari kompetitior, lebih (atau kurang) dari tahun sebelumnya, lebih (atau kurang) efisien jika dibandingkan dengan anggarannya, atau lebih (atau kurang) efisien daripada pusat pusat pertanggungjawaban
Efficiency is the ratio of outputs to inputs, or the amount of output per unit of input (efisiensi adalah rasio dari output ke input, atau jumlah dari output per unit dari input). Pusat pusat pertanggungjawaban A lebih efisien dibandingkan dengan pusat pusat pertanggungjawaban B (1) jika lebih sedikit menggunakan sumber daya daripada pusat pusat pertanggungjawaban B tetapi memproduksi otuput yang sama atau (2) jika menggunakan jumlah sumber daya yang sama tetapi memproduksi output yang lebih besar.
Perlu diperhatikan bahwa kriteria pertama tidak perlu memerlukan output yang harus diukur; hanya diperlukan untuk menilai apakah output dari dua unit tersebut sekiranya sama; jika iya, asumsikan kedua pusat berkinerja dengan cara yang memuaskan dan pekerjaan masing masing besarannya sebanding, unit dengan input yang lebih sedikit (biaya rendah)lebih efisien. tetapi di kriteria kedua, dimana input sama tapi output berbeda, beberapa ukuran kuantitatif dibutuhkan: hal ini membuat lebih sulit dalam perhitungan.
Dibanayak pusat pusat pertanggungjawaban, efisiensi diukur dengan membandingkan biaya aktual dengan beberapa standar biaya yang seharusnya diukur sebagai output. Meskipun metode ini sedikit berguna, namun memilikki dua kelemahan utama : (1) mecatat biaya biaya yang tidak tepat dari sumber daya yang benar benar dikonsumsi, dan (2) standar hanyalah perkiraan dari apa yang idealnya harus terjadi dibawah keadaan yang berlaku.
In summary, a responsibility center is efficient if it does things right, and it is effective if it does the right things (Kesimpulannya, pusat pusat pertanggungjawaban akan efisien apabila melakukan hal yang benar dan akan efektif apabila dilakukan dengan benar.

sc: SPM Lecture On University of Pembangunan Veteran Jakarta (Related book included)

***

Bagaimana teman-teman? Ada yang ingin ditanyakan? Atau ada Kritik dan Saran yang membangun? Silahkan komentar atau Hubungi Admin pada kotak interaktif di sebelah kanan artikel ini. Terimakasih sudah membaca :)

Tidak ada komentar: